You Know Me, Therefore I Am
RSS icon Home icon
  • The Bumble Bee Story

    Posted on July 7th, 2009 aryommsi No comments

    Beberapa minggu yang lalu setelah selesai nonton Transformers 2, entah kenapa membuat saya ingin tau lebih banyak mengenai Bumblebee, yang merupakan salah satu karakter robot dalam film itu.

    Banyak hasil yang saya dapat setelah googling, Wikipedia cerita banyak disitu mengenai karakter bumblebee di transformer. Tetapi yang membuat saya curious sebenernya lebih kenapa menggunakan nama bumblebee, karena sepengetahuan saya nama itu memang banyak digunakan musisi dunia untuk judul lagu mereka, salah satunya Paul Gilbert di album solonya.

    Berikut rangkuman hasil cerita yang saya dapat:

    Bumble Bee adalah salah satu spesies lebah yang telah dikenal selama bertahun-tahun tidak dapat terbang. Hal itu telah dibuktikan secara matematis oleh banyak ilmuwan bahwa secara ilmu aerodinamika sayapnya yang terlalu kecil dan bentuk tubuhnya yang terlalu besar membuat Bumble Bee tidak mungkin untuk terbang seperti layaknya lebah pada umumnya.

    Tetapi ada celah di pembuktian ilmiah tersebut, Bumble Bee pun melakukan penerbangan perdananya. Untungnya tidak ada yang memberitahu si Bumble Bee bahwa dia telah melakukan sesuatu yang mustahil sebelumnya, dan dia tetap terbang – menghiraukan para ahli.

    Hingga di pertengahan tahun 70an para ilmuwan mengumumkan kekeliruan hasil penelitian mereka dan menyatakan bahwa Bumble Bee memang bisa terbang.

    Syukur tidak ada yang memberitahu Bumble Bee sebelumnya. Jika dia telah tahu sebelumnya bahwa dia mustahil bisa terbang maka dia tidak akan mencobanya. Dan jika dia tidak mencobanya, maka para ahli tidak akan terbuktikan bukan!

    Banyak intisari yang bisa kita ambil dari cerita diatas, bagi saya:

    “Jadi lah layaknya Bumble Bee, lakukan sesuatu yang tidak mungkin bagi kita untuk melakukan sebelumnya. Hiraukan komentar negatif yang datang, jangan dibatasi oleh rasa takut atau ragu-ragu.”

    Bagaimana dengan anda, intisari apa yang anda dapat dari cerita diatas? atau mungkin pernah melakukan hal yang mustahil untuk dilakukan sebelumnya? Share dunk dsini..

  • Pengembangan diri, S2 atau Sertifikasi?

    Posted on April 3rd, 2009 aryommsi No comments

    Banyak bagi para mahasiswa lulusan S1 selalu bertanya-tanya “Kuliah S2, perlu ngga sih?”. Secara pribadi saya sendiri juga masih sedikit bertanya-tanya, meskipun saat ini saya sedang menjalaninya. Mungkin karena itu saya menuliskan blog ini sebagai reminder untuk diri saya sendiri atas langkah yang telah dan akan saya ambil, dan semoga bisa menjadi input bagi yang akan atau telah melangkah.

    Untuk melanjutkan ke Program S2, Pasca Sarjana atau yang sekarang lebih dikenal dengan MM (Magister Manajemen), memang membutuhkan effort yang lebih. Mulai dari biaya (perkuliahan+buku), waktu dan energi yang mesti dikeluarkan untuk menjalaninya.

    Dari yang saya ketahui untuk program S2 bisa dikategorikan menjadi 2 berdasar pada orientasi pendalaman ilmunya, yaitu:

    • Akademis

    Diadakan oleh: Universitas/perguruan tinggi negeri
    Nama studi: Pasca Sarjana Program Studi S2 …….
    Di lapangan: Dosen atau Praktisi

    • Praktisi

    Diadakan oleh: Universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta
    Nama studi: Magister …….
    Di lapangan: Praktisi

    Saya sendiri memutuskan mengambil S2 setelah bekerja di berbagai perusahaan yang berbeda selama kurang lebih 4 tahun. Kesan yang saya dapatkan memang plus-minus, mulai dari capek, terkadang laper (maklum anak kost :p), senang dengan bertambahnya teman, dan tentunya terasa sekali schedule yang begitu sangat padat. Tetapi saya berusaha memandang semuanya itu dari sisi yang positif, no pain no gain (ceilaa.. bijak banget).

    Beberapa pertimbangan sebelum mengambil S2:

    • Konsentrasi/jurusan yang akan diambil

    Saya memilih MMSI (Magister Manajemen Sistem Informasi), karena dulu S1 saya Sistem Informasi dan sesuai dengan scope pekerjaan saya sekarang.

    • Kualitas kampus dan akreditasnya

    Saya memilih Binus karena dekat dengan kantor+kost, dan setelah saya cek di BAN-PT, untuk jurusan MMSI binus memiliki peringkat B dengan nilai 4.1.

    • Biaya

    Menurut saya ini relatif, berdasar pada kemampuan masing-masing individu.

    • Niat

    Untuk yang satu ini begitu sangat penting. Karena meskipun semua diatas telah terpenuhi tanpa ini semua tidak akan bisa terealisasi.

    Selain kuliah S2 untuk menambah value kita juga dapat mengambil Sertifikasi Professional. Sedangkan sertifikasi profesional pada dasarnya memiliki 3 model, yaitu:

    • Dikembangkan oleh Profesional Society, sebagai contoh British Computer Society (BCS), Australian Computer Soicety (ACS), South East Asian Regional Computer Confederation (SEARCC) etc
    • Dikeluarkan oleh Komunitas suatu profesi, sebagai contoh Linux Profesional, SAGE (System Administration Guild), CISA (IS Auditing) [http://www.isaca.org/]
    • Dikeluarkan oleh vendor sebagai contoh MCSE (by Microsoft), CCNA (Cisco), CNE (Netware), RHCE (Red Hat) etc. Biasanya skill yang dibutuhkan untuk memperoleh sertifikat ini sangat spesifik dan sangat berorientasi pada suatu produk dari vendor tersebut.

    Sertifikasi yang berbasiskan vendor sangat bergantung pada produk vendor tersebut. Juga dikenal sebagai salah satu strategi pemasaran pada suatu perusahaan (vendor). Dengan mempromosikan sertikasi tersebut, maka perusahaan tersebut dapat menjamin kepada customer mereka bahwa tersedia cukup dukungan teknis (orang yang memiliki sertifikasi produk tersebut). Pada kenyataannya pada pasar tenaga kerja, sertifikasi vendor ini sangat populer. Karena banyak orang beranggapan bahwa dengan memiliki sertifikasi vendor ini maka masa depan lapangan pekerjaan akan terjamin.

    Jenis sertifikasi:

    • Sertifikasi untuk Bahasa Pemrograman
    • Sertifikasi untuk Database
    • Sertifikasi untuk Office
    • Sertifikasi di Bidang Jaringan
    • Sertifikasi di Bidang Computer Graphics dan Multimedia

    Apapun langkah yang kita ambil yang perlu kita tanamkan di pikiran kita adalah semuanya itu merupakan proses pengembangan diri, tentunya untuk menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya dari sisi ilmu pengetahuan.